weak spot

Talking about weak spot, I think mostly everybody have his/her own weak spot. You know when you see something you just can’t resist yourself not to have it. Yah, I’m talking about stuff. Thing. Not the other type of “weak spot” if you know what I mean. :p
Abis baca artikel tentang something yang you really really can resist kalo melihat barang tersebut. Lagi gencar-gencarnya baca financial blog nih, jadi agak-agak kebawa suasana hehe..

Well I’m definitely not a type of person who love to shop. I always see myself as an impulsive buyer. Kalo lagi kebetulan jalan di mal, apapun yang tersapu mata dan ternyata suka dengan catatan kocek mendukung. Langsung deh beli on the spot tanpa pikir panjang. But sometimes kalo lagi kena virus hesistation, bisa bolak balik di rak yang sama sampai berkali-kali. Kalao yang punya toko jeli perhatiin, kirain lagi aku lagi nyusun cara buat klepto. Hahaha..
Ada kalanya sangking ragunya, ceritanya atas nama penghematan ya sudah pulang tanpa membeli barang tersebut. TAPIII!!! Alhasil pas malam hari pasti kebawa mimpi, nyesel nyesel. It’s just not funny imsonia karena ga beli barang x, y, z.
So everytime kalo ada yang bener-bener pengen dibeli, selama kocek mendukung sudah deh beli aja dulu. Buntut-buntunya tinggal numpuk aja tuh barang di rumah. I think most people experienced this before.

Nah yang aku pengen sharing adalah weak spot aku terhadap barang-barang berikut. First of all definitely gadgets, but money does not flow like water so masih bisa ditahan. Tapi kalo untuk yang satu ini suka ga ketahan. Prepare for this,ehm..my weak spot is GLASS a.k.a GELAS. Yes, that’s right gelas.
Kalau uda ketemu gelas rasanya ketemu collection masterpiece hahaha.. I know it sounded too much. Tapi emang kalo sudah lihat gelas-gelas apalagi yang unik-unik, wah rasanya pengen dibawah pulang aja ke rumah. Seandainya rumahku sebesar istana mungkin sudah aku lakukan. Apalagi kalau sudah masuk ke toko yang serba satu harga di salah satu mal di Jakarta Utara, rasanya ga pengen pulang.
Di deretan gelas yang cuma 2-3 rak, rasanya kalo ada sensor jejak, mungkin tuh sensor sudah mengeluarkan bunyi dan perangkap besi akan jatuh dari atas siap memerangkap diriku karena bolak balik bolak balik di spot yang sama. Alasannya, bingung mau beli gelas yang mana. Jelas-jelas di rumah gelas ga kekurangan. Dari yang tingginya 20 cm dengan bentuk super slim sampai gelas yang kecil dengan gambar babi terbang aku ada. Sampai gelas yang bentuknya dada wanita dengan hanya ditutupi bh pun aku ada, hasil hadiah dari teman-teman tercinta. Padahal yang kasih temen-temennya ga ada yang belok. Kaget juga pas awal dikasih gelas dengan bentuk seperti itu, tapi sebenarnya seneng sih hahaha..
Dalam mengoleksi gelas, ga sembarang gelas pasti aku beli. Makin unik dan aneh bentuk gelas tersebut biasanya makin menarik hati. Dan satu lagi gelas itu harus berbobot alias agak berat, kalo yang ringan malah gak berkesan seperti gelas hahaha…
Aku suka jenis gelas yang abstrak, malah makin bentuknya tidak jelas itulah aku makin merasa gelas itu menarik.

Singkat kata kenapa suka ama gelas, karena gelas itu unik sama seperti manusia. Penampilan luarnya unik begitu juga karakter orang tersebut. Keunikan itulah yang membuat dunia lebih menarik, ya gak?

Sang Bulan

Bulan yang indah
Bulan yang bersinar terang di malam kejayaanmu
Meliputi angkasa nan kelam

Terbayang oleh awan mendung, mensamarkan sinar indahmu
Menutup indahnya bentukmu menghiasi sang malam

Akulah sang malam yang ingin memeluk dan menyelami indahnya sang bulan
Hanyamu wahai bulan yang dapat bersinar terang di kelamnya malamku

Ribuan bintang takkan tergantikan dengan kehadiranmu
Karena kehadiranmu sang bulan yang dapat memancarkan sinar indah menerangi malamku.

*teruntukmu yang disana

Malam Kelam

Malam ini masih kelam
Sang bulan tidak menampakkan diri.
Hanya setitik cahaya bintang menghiasi langit malam.

Wahai bulan dimanakah kau berada,
Aku merindukan mu disini
Ingin mengaggumi indahnya kehadiranmu.

Kepada bintang aku menitipkan salamku,
Janganlah kau bersembunyi di balik awan
Wahai bulan kembalilah bersinar…
Karena kaulah yang membawa cahaya dikelamnya hatiku.

*teruntukmu yang disana

Pagi

Embun pagi telah beranjur hilang,
Matahari telah bangun dari peraduan
Memancarkan sinar cahaya yang hangat.
Mobil-mobil pun mulai membuat barisan yang tak beraturan
Manusia bergerak ke segala arah, menuju medan perjuangan sampai mentari pun memanggil sang bulan menggantikan tugasnya

Hari yang cerah,
Hari yang indah
Semoga kaupun merasakan indahnya hari ini di sana, di tempat dimanapun kau berada.

Cahaya Bulan

Malam ini langit sedikit pucat,
memudarkan cahaya bulan
Untaian air berguguran, mennyelimuti sepinya malam.

Bintang pun tersamarkan oleh pudarnya malam.
Hanya cahaya lampu yang bersinar terang, tapi apa daya langit tetaplah pucat.
Tiada sinar seindah bulan yang bisa menerangi kelamnya malam.
Seperti dirimu yang muncul dan bersinar di saat kelamnya hatiku.

Pudarnya cahaya langit tetap terlihat indah daripad kelamnya malam.
Menanti terbitnya sang bulan menghiasi kembali malam yang indah.

*Teruntukmu yang disana, if only your’re my moon.

Quoted: Chance or Choice

Nice article, just want to share about  how chance must be taken by choice. Two thumbs up for whoever that wrote this down. ^^
[When you meet someone you’re attracted to, that’s not a choice. That’s chance.

Being caught up in a moment (and there’s a lot of couples who get together because of this) is not a choice. That’s also a chance.

The difference is what happens afterwards. When will you take that infatuation, that crush, that mind-blowing attraction to the next level?

That’s when all sanity goes back, you sit down and contemplate whether you want to make this into a concrete relationship or just a fling. If you decide to love a person, even with her faults, that’s not a chance. That’s choice.

When you choose to be with a person, no matter what, that’s choice.

Even if you know there are many people out there who are more
attractive, smarter, and richer than your mate, and yet, you decide to love your mate just the same, that’s choice.

Infatuation, crushes, attraction comes to us by chance.
But true love that lasts is truly a choice. A choice that we make.

Regarding soul mates, there’s a beautiful movie quote that I believe is so true about this: “Fate brings you together, but it”s still up to you to make it happen.”

I do believe that soul mates do exist. That there is truly someone made for you. But it’s still up to you to make the choice if you’re going to do something about it or not. We may meet our soul mates by chance, but loving and staying with our soul mates is still a choice we have to make.]

Saat kau mengatakan…

Hatiku melambung saat kau katakan…
Diriku melambung tinggi saat kau mengatakan…
Satu kata dalam pengharapan yang tak kujung terucapkan.
Membayangkan sosokmu disana terbuai akan indahnya….

Kehangatan yang diberikan, saat kau mengatakan…
Indahnya hariku, saat kau…
Kau memberikan kilauan indah dalam hariku..

Ijinkan aku untuk melengkapi untaian kata saat kau mengatakan iya.

Waiting

Waiting is such a journey.
A stay still journey that teach you how to be patient.